Alkisah
sudah berminggu-minggu hujan berlalu sehingga di mana-mana tampak warna hijau
menghiasi pepohonan. Hingga suatu hari hujanpun berhenti, Keliatan seekor ulat
di antara dedaunan yang menghijau bergoyang-goyang di terpa angin .
”Apa kabar pohon” katanya …..
Tersentaklah pohon menoleh kearah suara yang datang,
”Ohh…kamu lat , aku baik baik saja seperti yang kamu lihat, tapi badanmu keliatan kurus dan kecil…mengapa ?” tanya pohon .
”Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku , bolehkan engkau membantuku sahabat ? ” kata ulat kecil .
”Tentu….tentu, dekatlah kemari ,’pohon berpikir ‘ Jika aku memberikan sedikit saja daunku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap baik . Hanya saja daunku akan keliatan berlobang-lobang…tapi tak apalah .”
Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju ke daun hijau .
Setelah makan dengan kenyang ulat berterima kasih kepada pohon yang telah merelakan sebagian tubuhnya menjadi makanan si ulat .
Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu , ada rasa puas di dalam diri pohon . Sekali pun daunnya kini berlobang di sana sini namun ia bahagia dapat melakukan sesuatu bagi ulat kecil yang lapar .
Tidak lama berselang ketika musim panas datang daun hijau menjadi kering dan berubah warna . Akhirnya ia jatuh ketanah di sapu orang dan dibakar .
Renungan……
Apa yang berarti di kehidupan kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama ? Nahh……akhirnya semua yang ada akan hilang bagi sesamanya yang tidak menutup mata ketika sesamanya dalam kesukaran .
Yang tidak membelakangi dan seolah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak meminta tolong . Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak melupakan kepentingan diri sendiri .
Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi orang lain memang tidak mudah , tetapi indah .
Ketika berkorban diri kita sendiri menjadi seperti pohon yang rela daunnya berlobang namun sebenarnya itu tidak mempengaruhi kehidupan kita , kita akan tetap sehat dan bisa mencari makan…Allah akan tetap melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya kepada kita .
Bagi Pohon, daun hijau merupakan bagian dari sumber rizkinya namun ia rela berbagi dan berkurban karena ia sesuatu perkara yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan . Dia bahagia melihat sesamanya dapat tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan . Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa daun tidak akan selamanya tinggal dan tetap hijau , suatu hari ia akan kering dan jatuh .
Demikianlah kehidupan kita , hidup ini hanya sementara…kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik, kasih, pengorbanan , pengertian , kesetiaan , kesabaran , dan kerendahan hati .
Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda . Kita dapat berkorban dalam banyak perkara , mendahulukan kepentingan sesama , melakukan sesuatu bagi mereka , memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang dapat kita lakukan .
Yang mana yang sering kita lakukan ?
Menjadi ulat kecil yang menerima kebaikan orang atau menjadi pohon yang senang memberi ….?
jawabannya…….ada di dalam hati kita sendiri.
”Apa kabar pohon” katanya …..
Tersentaklah pohon menoleh kearah suara yang datang,
”Ohh…kamu lat , aku baik baik saja seperti yang kamu lihat, tapi badanmu keliatan kurus dan kecil…mengapa ?” tanya pohon .
”Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku , bolehkan engkau membantuku sahabat ? ” kata ulat kecil .
”Tentu….tentu, dekatlah kemari ,’pohon berpikir ‘ Jika aku memberikan sedikit saja daunku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap baik . Hanya saja daunku akan keliatan berlobang-lobang…tapi tak apalah .”
Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju ke daun hijau .
Setelah makan dengan kenyang ulat berterima kasih kepada pohon yang telah merelakan sebagian tubuhnya menjadi makanan si ulat .
Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu , ada rasa puas di dalam diri pohon . Sekali pun daunnya kini berlobang di sana sini namun ia bahagia dapat melakukan sesuatu bagi ulat kecil yang lapar .
Tidak lama berselang ketika musim panas datang daun hijau menjadi kering dan berubah warna . Akhirnya ia jatuh ketanah di sapu orang dan dibakar .
Renungan……
Apa yang berarti di kehidupan kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama ? Nahh……akhirnya semua yang ada akan hilang bagi sesamanya yang tidak menutup mata ketika sesamanya dalam kesukaran .
Yang tidak membelakangi dan seolah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak meminta tolong . Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak melupakan kepentingan diri sendiri .
Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi orang lain memang tidak mudah , tetapi indah .
Ketika berkorban diri kita sendiri menjadi seperti pohon yang rela daunnya berlobang namun sebenarnya itu tidak mempengaruhi kehidupan kita , kita akan tetap sehat dan bisa mencari makan…Allah akan tetap melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya kepada kita .
Bagi Pohon, daun hijau merupakan bagian dari sumber rizkinya namun ia rela berbagi dan berkurban karena ia sesuatu perkara yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan . Dia bahagia melihat sesamanya dapat tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan . Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa daun tidak akan selamanya tinggal dan tetap hijau , suatu hari ia akan kering dan jatuh .
Demikianlah kehidupan kita , hidup ini hanya sementara…kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik, kasih, pengorbanan , pengertian , kesetiaan , kesabaran , dan kerendahan hati .
Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda . Kita dapat berkorban dalam banyak perkara , mendahulukan kepentingan sesama , melakukan sesuatu bagi mereka , memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang dapat kita lakukan .
Yang mana yang sering kita lakukan ?
Menjadi ulat kecil yang menerima kebaikan orang atau menjadi pohon yang senang memberi ….?
jawabannya…….ada di dalam hati kita sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar